Tuesday, 16 August 2016

JOGLO SEMAR Ce++ - Outbond di Tawangmangu


JOGLO SEMAR CE ++
Tawangmangu - Karanganyar



Joglo Semar, nama ini sangat identik dengan lingkungan Jawa bagian Tengah. Singkatan yang diambil dari nama - nama kota besar yaitu Jogja, Solo dan Semarang ini bisa dipakai untuk komunitas, media, resto dan apa saja termasuk komunitas yang ada pada kami dengan nama "Joglo Semar". Komunitas dari kumpulan pekerja lepas pantai yang berdomisili di sekitar Jogja, Solo dan Semarang yang bertujuan untuk mengakrabkan antara pekerja dan keluarganya, dibentuk pada sekitar tahun 1999 - an. 

Pada bulan Juli tahun 2007 komunitas kami mengadakan outbound di Resto "Griyo Kulo" Tawangmangu, Kab. Karanganyar. Letaknya sekitar 30 km sebelah timur kota Solo. Resto yang dikemas terbuka menyatu dengan alam yang berada dipinggir bantaran kali Soro ini menyajijakan menu -menu sangat tradisional. Kondisi lingkungan sekitarnya cocok sekali untuk setiap keluarga yang ingin menikmati suasana alam terbuka dengan menyantap hidangan tradisional sementara anak - anak bisa bebas bermain di kali yang cukup jernih dengan suara air yang mengalir atau hanya ingin berjalan mengitari perkebunan di sekitarnya. 

Ini kali pertama untuk kami melaksanakan outbond bersama teman-teman dengan mengajak kelurga, sebelumnya kita hanya sering mengadakan kumpulan dari rumah ke rumah meski adakalanya tour bersama menginap di suatu tempat. Diikuti tidak kurang dari 13 keluarga yang hampir semuanya adalah teman - teman kerja di tempat yang sama dan outbond ini dipandu oleh EO pak nDut yang bersahaja, terimakasih pak nDut. 



Sumringah dan bahagia itulah yang kami rasakan bersama pada saat itu, bermain air, lumpur dan sebagainya bisa menjadikan komunitas ini sungguh terasa bermakna sekali bahwa kita bisa mengajarkan kepada anak - anak cinta kepada alam dan lingkungan sekitarnya termasuk di dalamnya manusia itu sendiri. Terbayarlah rasa lelahnya teman-teman yang datang jauh dari Cepu, Magelang, Jogja, Klaten, Semarang, Solo  oleh karena asyiknya acara ini. 








Monday, 15 August 2016

FPSO Kakap Natuna, Indonesia


FPSO KAKAP NATUNA, INDONESIA

FLASHBACK

Kakap Natuna is a name that used for the 130,000 DWT tanker ship built in 1975 in Germany, to be modified as FPSO in Japan at Sumitomo ship yard in 1985 then anchored at Kakap block, South China Sea, Indonesia in March 1986. The ship has a previous name of “Anastasis II” is to be the first FPSO in Indonesia and operated by Marathon Petroleum Indonesia Limited for the first time from 1986 through 1997. And at last FPSO Kakap Natuna is operated by Star Energy Limited as Indonesian Oil company since 2004 at the same location “Kakap block”. 

Other oil companies had already operated the FPSO Kakap Natuna are Clyde (1997), Gulf Resources (1998 – 2003) and Conocophilips (2003).
The first oil discharge from FPSO Kakap Natuna was in June 17, 1986 to MT houstan Teader. And until the quarter of 2016 FPSO Kakap Natuna has discharged 145 Mbl of oil.
In November 13, 2009 after 23 years anchored at Kakap block, FPSO Kakap Natuna was sent to ASL shipyard-Batam, for repairing/ dry dock. And the repairing was just started in the end of October 2011 after the FPSO Kakap Natuna staid for 2 years ASL shipyard and repairing was finished in August 2012, then re anchored back to Kakap block at the beginning of September 2012. 


(At ASL Shipyard, Batam, Indonesia)

During repairing at Batam, the Process area and Ground flare and the accessories are removed out from FSPO Kakap Natuna. This because of both Process area and Ground flare are not needed any more after the gas production is now sole to Singapore from Kakap block, by mean there is no gas content in the oil production from wells sent to FPSO Kakap Natuna. 

(At Singapore straight, August 2012)

With no the Process area, Ground flare and accessories the function of FPSO Kakap Natuna is now changed to be FSO Kakap Natuna,  


By: Suramto Siswoyo.




Sunday, 22 May 2016

Wisata kota Batu

Asyiknya wisata keluarga di Kota Batu - Malang.



Kota Batu yang berhawa sejuk memang cocok untuk wisata keluarga, selain mempunyai udara yang sejuk di kota ini juga terdapat banyak tempat untuk rekreasi keluarga sebut saja Jatim Park I dan Jatim Park II, Batu Night Spectakuler dan yang teranyar adalah Museum angkot. Dan lokasi tempat rekreasinya juga saling berdekatan tidak terlalu jauh, tetapi untuk hari – hari libur khusunya saat long weekend sekitar tempat ini bisa tak terbayangkan macetnya  Yach tidak apalah memang itulah kosekwensinya kalo melakukan perjalanan di tempat yang ramai dikunjungi oleh banyak wisatawan tidak terkecuali di kota batu.

Perjalanan bersama isteri dan ke-empat anakku dengan kendaraan sendiri saat long weekend pada awal blan Mei 2016 ini cukup mengasyikkan meskipun sebenarnya hari itu saya masih terasa lelah karena saya baru saja datang di rumah (Solo) dari Jakarta pagi hari dan siang jam 13.00 berangkat lagi menuju Batu. Karena masih terasa lelah maka untuk perjalanan dari rumah di Solo menuju ke Batu dengan kendaraan pribadi ini yang menyetir adalah dua anakku saling bergantian. Dan ternyata mereka cukup trampil mengendarai mobil sepanjang perjalanan meski pada awalnya saya sedikit berhati – hati mengingat secara pengalaman berkendara di luar kota anak2 ku memang belum banyak pengalaman apalagi Alika anakku yang kuliah di Bandung yang pasti dia tidak pernah menyetir mobil sendiri.  Tetapi Alhamdulillah semua berjalan lancer dan aman hingga di kota Pare – Kediri barulah saya yang sudah merasa bugar menggantikan mereka untuk menyetiir hingga sampai di tempat tujuan di sebuah homestay “Vimma” Batu pada jam 21.45.



Hari berikutnya yaitu Jumat siang itu mulailah kami melakukan perjalanan menuju ke Jatim Park II yang berjarak 2 km dari homestay di mana kami tinggal. Suasana memang benar – benar macet untuk menuju ke lokasi bahkan sampainya di lokasi yang dituju kami juga masih berputar untuk bisa mendapatkan tempat parkir kendaraan, dan akhirnya mendapatkan tempat di tempat yang jauh di bagian belakang karena padatnya tempat parkir yang sudah datang lebih awal.

Melelahkan tapi mengasyikkan itulah gambaran pada saat itu, area wisata yang luas dan tidak cukup hanya 2 – 3 jam untuk mengelilinginya dari tempat satu ke tempat yang lain. Wisata edukasi untuk keluarga untuk lebih mengenal satwa yang komplit dari berbagai belahan dunia ada di sini.

Hari kedua sabtu pagi itu kami masih santai saja di home stay untuk bersiap pergi ke museum angkot pada siang harinya. Untuk memutari tempat yang cukup luas ini benar – benar lumayan capek tapi mengasyikan meski padat dan gerimis.   
Malam harinya tidak kami lewatkan untuk datang ke BNS yaitu Batu Night Spectakular, pemandangan malam dengan penuh taman dihiasi lampu lampion dan berbagai permainan dan atraksi di dalamnya.


Minggu pagi kembali pulang ke Solo dan puass..!